Merasuk menembus bayangan kalbuku
Dipintu hatiku engkau mengetuk
penuh cinta kasih dan sayang
Oh Tuhan…
Sungguh indah pandangan itu
Sungguh tajam tatapan itu
Membuatku menyusuri ladang sukmamu
Ku tak tahu apa arti tatapan mu
Sampai kini engkau hanya membisu
Tanpa seuntai kata yang kau ucap
Dan sampai kini aku memendam
Perasaan yang aku tak tau dimana ujungnya
Sungguh perih perasaanku ini
Saling mencinta tanpa keberanian
Seribu mimpi telah aku angankan
Dan hanyalah kepadamu
Tapi,kini engkau mengubah semua
Tatapan itu menghilang
Pandangan itu meredup
Meleleh bersama derasnya penyesalan
Tatapan itu kini tiada arti
Dan kini ku mencoba mengelus dada
Berbincang dengan semua penyesalan
Karena bukan berarti ku mundur
Tapi berarti ku sabar
Karena semua ada balasannya
By : Indah Cahyani
Pulogadung - Jakarta timur
Bagus karya nya,saluuutttt (y)
ReplyDeletewohoooooo thanks
Deletekeren nih puisi nya.
ReplyDeleteUP UP UP!!!!
thanks yaaaaaaa
Deletejeritan hati original kayanya ya hahaha
ReplyDeletemelelehnya bisa diganti gak ndah?itu kurang pas gue rasa deh .tpi bgus kok ky kisah gue .hahaha
ReplyDeletebisa kok terima kasih ya sarannya
Deletepuisi nya bagus sekali ....
ReplyDeletelanjutkan karya yang lebih spektakuler yaaa ....
iyaaaaaa thanks :)
Deleteprok prok prok tepuk tangan buat indah, bagusssss
ReplyDeletemande lo sar mande hahaha makasih ya
Deletewah,keren nih puisinya,saya kasi yes deh buat puisi dan penciptanya.
ReplyDeletehehhe
jeny :)
thanks jen thanks ya
Deletegud job.. ;)
ReplyDeletethanks :)
Deletecakep banget puisinya ndah terus berkarya ya sob:)
ReplyDeletethanks sob :)
Deletejudul:tatapan yg meredup
ReplyDeletebait 3:3 tanpa seuntai kata terucap
bait 4 sungguh perih/getir rasa ini
saling cinta tapi tak kuasa
seribu mimpi telah kuanyam
hanya padamu
(indah, ini hanya saran sj dr ibu. cb diolah lg diksinya agar lbh padat dan bernas. goodluck!)
iya bu makasih ya bu amiiiiin
Delete