Saturday, March 9, 2013

Agus 'n The Backboys (Kerja Part Time)



Udah pada tahukan geng Agus en The BackBoys. Tempat bersatunya empat mahluk unik dari komplek perumahan kapetakan. Agus si ketua yang juga anaknya pak RT. Ucay si kurus tinggi yang mirip tiang listrik. Joko anak tukang panci yang terobsesi jadi drumer terkenal, dan sering ngejadiin panci-panci ortunya drum sampai akhirnya pada penyok. Dan Imdad si rambut keriting cepak yang doyan molor dimana aja.

Kali ini ceritanya Agus Cs yang lagi pada libur semester sekolah ini sedang pada kekurangan duit. Makanya mereka cuma bisa nonton tivi dirumah. Terus mereka nyoba nyari solusi keuangan mereka itu dan akhirnya mereka memutuskan bakal kerja paruh waktu atau sekarang bekennya Kerja Part Time. Segala macem koran udah mereka baca dari koran punya bokap sampai koran tahun lalu juga udah mereka baca semua. Tapi nggak ada lowongan kerja buat kerja paruh waktu.

Terpaksa mereka harus muter-muter kota Cirebon buat nyari lowongan pekerjaan. Sampai akhirnya Agus dan Ucay mendapatkan pekerjaan menjadi pelayan kafe dari jam delapan pagi sampai jam tiga sore dengan bayaran dua puluh ribu perhari.

Sedang Joko dan Imdad yang nggak juga mendapatkan pekerjaan nekat menjadi pengamen di bus dan metromini. Itu juga ide dari Joko yang merasa keahlian nge-drumnya udah cukup buat ngamen. Diapun membuat gendang-gendangan dari bahan pipa bekas yang di beri karet ban sepeda yang di gunting. Sedang Imdad bertugas menjadi vokalis dadakan.

Agus dan Ucay yang mengira pekerjaan menjadi pelayan itu mudah ternyata salah besar. Beberapa kali mereka salah nulis pesenan pelanggan. Misalnya tadi ada seorang cewek yang mesen spagheti sama milkshake, tapi jadinya malah nasi padang sama air kobokan. Hasilnya merekapun dimarahi sama bosnya. Tapi nggak cuma itu aja kekacauan yang mereka buat. Mereka juga sempat memecahkan beberapa barang disitu macam piring yang pecah gara-gara dipakai buat main lempar-lemparan, pot bunga di atas meja yang nggak sengaja kesenggol, beberpa botol minuman yang juga pecah gara-gara aksinya Agus yang sok jadi bartender.

Untungnya bos mereka agak gila makanya dia tetap nekat memperkerjakan Agus dan Ucay.
Joko dan Imdad juga punya cerita sendiri waktu lagi ngamen kayak yang satu ini nih, waktu mereka lagi ngamen di metromini yang penuh sesak. Mereka nyanyiin lagu sama-sama makannya Serius yang mereka plesetin jadi sama-sama macan. Nggak lupa mereka juga niruin gayanya pemain serius persis yang ada di video klipnya. Dari yang teriak-teriak nggak jelas, naik-naik ke bangku penumpang, ngerangkak sambil nyanyi, dan nggak ketinggalan Jingkrak-jingkrakan. Hasilnya semua orang malah jadi terganggu terutama gara-gara suara si vokalis dadakan itu.

“Woii..orang gila! Udah tahu lagi sempit gini jingkrak-jingkrakan lagi.” Omel seorang penumpang yang sudah agak tua.
“Iya nih dasar orang nggak tahu sikon. Masa lagi panas gini malah teriak-teriak lagi.” Teriak penumpang lain.
“Haduuh..mas kalo mau nyanyi pitch controlnya itu di jaga dong.” Kata seorang penumpang yang sok-sokan jadi Indra Lesmana.
Akhirnya karena permintaan para penumpang tadi mereka berdua di turunkan dari metromini secara tidak hormat. Mereka di lempar begitu saja di pinggir jalan saat metromini itu melambatkan lajunya.
“Sialan lo! Nggak tahu seni. Awas aja kalo gue udah latihan olah vokal yah!” Maki Imdad.
“Woy..gitar gue mana?!” Joko berteriak sambil mengejar metromini itu. Sesuai permintaanya itu gitar kusamnya di lempar tepat mengenai wajahnya. Jokopun terkapar di pinggir jalan. Tinggal Imdad yang panik sendiri.
“Jook! Jangan tinggalin gue sendirian disini dong. Gue nggak kenal daerah sini. Lo kalau mau pingsan nanti aja  kalo udah sampai rumah.”

Pagi-pagi Agus Cs udah pergi dari rumah menuju tempat kerjaan masing-masing. Ortu mereka juga sempet heran karena akhir-akhir ini anak mereka selalu keluar rumah dari pagi dan baru pulang sore harinya.
Di kafe tempat kerjanya Ucay dan Agus. Disaat para pegawai lain sibuk merapihkan kafe, Ucay terlihat lagi sibuk merapihkan dandanannya sendiri. Soalnya kemarin udah dua hari ini dia ketemu sama pelanggan cewek yang cantik banget. Sebagai seorang pecinta wanita sejati Ucaypun langsung menyukainya dan mencoba melakukan pedekate dengan cewek itu. Lalu saat jam makan siang tiba lagi-lagi cewek itu datang bersama temannya yang berbadan gendut.

“Gus..Gus lihat tuh cewek di meja nomor 2. Gila udah beberapa hari ini mereka selalu dateng kesini. Cantikkan dia?” Bisik Ucay ke Agus.
“Gila lo..sejak kapan standar lo turun jadi pecinta cewek gendut begitu?” Agus yang salah melihat karena si cewek manis itu memang agak terhalang badan si gendut.
“Bukan yang itu! Yang sebelahnya itu.”
Tapi lagi-lagi Agus salah melihat kali yang dilihat malah ke meja sebelahnya.
“Lo suka sama emak-emak?”
“Yang sebelah kirinya itu Guuus! Yang cantiknya itu!” Ucay mulai naik darah.
“Ooh..itu. Gue kira mata lo mulai rabun. Hehe..Cantik sih gue sikat aja ah.”
“Jangan. Dia udah gue incer kalau mau si gendutnya aja tuh.”
“Iiih..nehi nehi. Ambil deh sono.” Sambil berkata begitu Agus meninggalkan Ucay kebelakang. Ucay mulai berjalan mendekati cewek manis itu.
“Siang mbak. Mau pesen apa?” Tanyanya sebagai seorang pelayan yang baik.
“Oh iya mas. Saya mau pesen burger keju lima sama diet cokenya dua ya.” Jawab si cewek gendut.
“Gue nggak nanya sama lo!” Ucay mengumpat dalam hati.
“Kalau mbak yang ini?”
“Saya sih burger biasa aja satu sama minumnya oren jus.”
“Okey. Tunggu sebentar ya.”
Ucay menyerhkan kertas pesanan mereka ke mas Budy Khoirudin koki andalan kafe itu. Setelah jadi dia mengantarkannya.

“Ini pesanannya.” Ucay menaruh pesanan mereka masing-masing.
“Silahkan menikmati.”
“Makasih.” Jawab cewek itu sambil tersenyum manis. Ucay kembali lagi ke meja pemesanan sambil menunggu mereka selesai makan. Lalu mereka memanggil Ucay kembali untuk meminta bonnya.
“Berapa mas?”
“Ini semuanya jadi lima puluh ribu.”
“Ini uangnya mas.”
Ucay menerima uang dari cewek itu, sambil mencuri-curi kesempatan untuk memegang tangannya.

“Wuiih..alus bangeeet.” Kata Ucay dalam hatinya.
“Makasih ya mbak. Oh iya tadi bos saya menyuruh saya untuk meminta nomor hape mbak-mbak karena sepertinya mbak-mbak sering kesini. Makanya si bos meminta nomor mbak supaya kalau ada menu baru atau ada diskon atau tau-tau kafe ini tutup tiba-tiba kami bisa memberitahu mbak. Supaya mbak juga nggak kecewa misalnya kesini tapi ternyata kafe ini tutup gitu.”
“Oh..boleh boleh. Ternyata servisnya boleh juga ya.” Kata cewek manis itu. Lalu menyebutkan nomornya.
“Namanya siapa?”
“Resti.”
“Nama yang bagus. Cocok sama orangnya. Biar afdhol saya juga harus memperkenalkan diri dong. Saya Tora Sudiro tapi temen-temen biasa manggil Ucay.”
“Mas nggak nanya nomor saya?” Tanya si cewek gendut.
“Nggak usah soalnya cukup satu orang aja. Lagian mbakkan bisa diksih tau sama Mbak Resti.”
“Ooh..”
“Ngapain gue nyimpen nomor lo. Ngabis-ngabisin inbook gue aja.”Ejek Ucay lagi-lagi dalam hati.
Ucaypun berhasil mendapat nomor telepon cewek itu.

Sedang Joko dan Imdad sekarang sudah berganti profesi menjadi kernet metromini. Gara-gara mereka trauma sama kejadian yang kemarin udah nggak dapet duit dilempar dari metromini nyasar lagi. Itu juga mereka jadi kernet di mobil yang sama.

Siang itu Joko terlihat sedang memintai ongkos pada para penumpang. Sedang Imdad sedang bergelantungan di pintu belakang metromini sambil mencari penumpang. Dan disaat itu Joko melihat seseorang yang sedang mencopet dompet milik seorang cewek. Dengan refleks Joko berteriak.
“Wooy..copeet!”

Sang copet kaget aksinya di pergoki oleh Joko dan dengan panik berlari ke arah pintu belakang untuk kabur. Tapi Imdad nggak membiarkannya lewat dia malah memukul si pencopet itu sampai dia roboh. Semua penumpang bersorak senang. Seperti baru melihat Tyson merobohkan Holliefield. Joko dan Imdadpun jadi pahlawan sesaat. Joko mengambil dompet cewek itu dan mengembalikannya. Joko baru tersadar bahwa cewek itu sangt-sangat manis. Membuatnya langsung tertarik.

“Ini dompetnya. Lain kali hati-hati ya.”
“Makasih. Oh ini mas..ada sedikit uang buat mas.”
“Ooh..jangan, saya nggak mengharapkan apa-apa. Tapi kalau mau ngsih mendingan ngasih tau nama sama nomor hape kamu aja, gimana?”
Dengan malu-malu cewek itu memberitahu nama dan nomornya dan merekapun berkenalan.
“Mitha ya. Saya Joko.”

Sedang nasib pencopet itu sama dengan nasib mereka berdua kemarin. Imdad melemparnya keluar dari metromini tanpa berhenti dulu, rupanya dia mau balas dendam soal yang kemarin. Dan lagi-lagi dia disoraki oleh para penumpang. Imdad malah bergaya bak Ade Rai yang memperlihatkan otot-ototnya.
Setelah seminggu bekerja paruh waktu ternyata hasilnya tidak sia-sia mereka mendapat uang yang cukup banyak. Cukup untuk biaya liburan mereka ke Jogja, di sisa liburan yang tinggal lima hari itu. Tapi Joko dan Ucay tidak hanya mendapatkan uang dari kerja paruh waktunya. Mereka juga mendapat gebetan baru untuk di gangguin

By : Zulfikar Habiburrahman
Cirebon




Artikel Terkait:

0 Comments
Tweets
Komentar FB

0 komentar :

Post a Comment