Friday, January 25, 2013

Adakah Cinta di Pulau Samalona?



Aku duduk dibangku kedua terakhir
Kulihat pantai losari melambai mengucapkan perpisahan
Hatiku tiba-tiba terpana
Diam seribu bahasa
Ini pertanda apa?


Kapal semakin jauh meninggalkan kota Makassar
Meninggalkan hiruk-pikuknnya yang membosankan
Kebisingannya
Juga polusinya
Laut makin dalam dengan warna birunya
Semakin  dalam dengan warna hijaunya
Siapa hati tak terpesona
Melihat ikan-ikan kecil berarak seperti mengiringi pengantin
Mereka tampak bahagia
Pulau Samalona sudah didepan mata

Cahaya pasir putih menyilaukan mewakili matahari memberikan sambutannya
Angin datang dari arah laut menyapa dengan lembutnya
Udara sejuk dan hawa hangat penuh kasih sayang  bak pelukan bunda
Indah, ini sangat indah

Tak ada kelelahan disini
Mengukur pantai
Salinitas air laut
Gelombang  dan pasang surut
Apa artinya!
Semuanya terbayar mesra denga sentuhan tangan seribu malaikat
Indah, ini sangat indah

Ini pantai atau kolam seribu warna para bidadari
Ini ombak atau gaun permaisuri raja langit dihembus angin
Ini hamparan pasir putih atau hamparan emas-emas peninggalan Nabi Sulaiman
Indah, semuanya begitu indah

Aku duduk diujng dermaga
Angin membelai teras makin dingin
Kubiarkan ia menerpa tubuhku mesra dan berbagi hangatku
Malam makin intim menggoda rembulan
Merayu dengan seribu bintang
Termasuk lampu-lampu kota Makassar iapun persembahkan
Sangat mempesona sekaligus misterius
Pantas saja banyak yang merindukannya
Bulanpun termakan rayuannya
Mereka tampak serasi bersanding diatas pelaminan Pulau Samalona
Iri
Mereka membuatku iri

Pagi mesra membangunan setiap kekasih
Pulau samalona makin memancarkan keanggunannya
Seribu karang dan ikan warna-warni menghiasi pantainya
Aku seperti petualang bodoh dibuatnya
Lihat ini terpesona
Lihat itu juga terpesona
Aku seperti kembali jadi kanak-kanak
Yang manja dan dimanjakan
Sangat manis
Itulah Pulau Samalona

Siang memberikan kehangatan yang berbeda
Ini karna Si Dia samasekali tidak memberiku kesempatan untuk katakana cinta
Tapi biarlah
Kuucapkan saja pada Pulau Samalona
‘I LOVE YOU’

Senja denga ketegasan warna jingganya membawa yang lain ketepi pantai
Bermain bola, berenang, atau sekedar bermain kejar-kejaran dengan ombak
Sementara aku sibuk dengan data yang tidak kutahu harus kubawa kemana
Pulau Samalona seolah mengerti perasaanku
Ia membawaku kehadpan Si Dia
Tapi sejenak kemudian angin menghembuskanku kedermaga
Seolah cemburu aku lebih mencitai Si Dia dibandingkan pantainya

Kuhabiskan senja itu disana
Membaca pergerakan awan
Menghitung pasang surut
Aku sibuk bersama angin dan pasir putih
Merayu ikan-ikan kecil dan bermain dengan kepiting

Malam datang lagi membawa kisah romantis yang berbeda
Kami duduk didermaga membahas kerlip-kerlip lampu kota Makassar
Dan kisah cinta Romeo dan Juliet
Dia duduk diantara yang lain
Ada sesuatu yang menjalari seluruh tubuhku
Aku berdiri
Tiba-tiba
Kusebut namanya keras-keras
Sambil berteriak ‘ I LOVE YOU’
Kemudian aku melompat dari dermaga
Bruuuuk
Suara tubuhku menghempas lautan

Aku jadi pusat perhatian
Tapi tidak masalah
Demi cintaku
‘maukah kau jadi milikku’
Kataku masih basah kuyup
Malam membeku
Ombak makin keras berdendang mewakli detak jantungku yang semakin keras
Angin seperti ingin membawaku kembali ke Makassar

‘adakah cinta di Pulau Samalona?’ katanya
Runtuk seluruh kehormatanku
Berhenti detak jantungku
Angin sudah membawa sebagian hatiku kembali kekamarku

‘ada’ katanya lagi
Angin membawa kembali hatiku ‘utuh’
 Malam membuka tabir rembulan dan kembali  menyinari Pulau Samalona
Anggun, Dia tampak sangat anggun dibawah cahaya bulan
‘itu kamu’
Jantungku berdendang seirama ombak
Aku melompat lagi merayakannya bersama Pantai Pulau Samalona
Dan ikan-ikan kecil mengiringiku ikut bergembira dengan cintaku
‘I LOVE YOU
THANKS PULAU SAMALONA’

By : Agus Salim
Takalar - Makasar



Artikel Terkait:

0 Comments
Tweets
Komentar FB

0 komentar :

Post a Comment