Hari demi hari di tahun 2012 telah ku lalui. Tak terasa sudah 2012 sudah mencapai ujungnya dan kini membuka lembaran baru di tahun 2013 dengan harapan-harapan baru pula.
Tahun 2012, banyak kejadian-kejadian hidup mewarnai langkah-langkah kehidupanku. Dimulai dari urusan cinta, akademik, dan sosial. Aku ingin menceriterakan mengenai perkembangan urusan percintaan saja ya.
Aku sudah menjalin hubungan percintaan dengan seorang pria selama 6 tahun lamanya. Saat ini aku berusia 21 tahun, jadi aku mulai berpacaran dengannya saat berusia 15 tahun. Dia adalah pacar pertamaku sampai detik ini. Begitupun diriku adalah pacar pertama baginya.
Berawal dari permainan pesawat kertas. Jadi, waktu itu kita kelas 3 SMP. Setiap tidak ada guru, kelas menjadi ramai dengan kesibukan yang bervariasi. Dia merupakan sosok sentral dikelas pada waktu itu karena kesupelannya dan keahliannya menciptakan kelas menjadi ramai. Dia menerbangkan pesawat yang dibuat dari kertas dengan mata yang tertutup, jika pesawat tersebut mendarat pada salah satu anak perempuan maka, itu jodohnya. Tak disangka peluncuran pesawat pertama mendarat di mejaku. Dan semuanya bersorak-sorai menggoda. Lalu, karena semuanya hobi menggoda, maka disuruhnya untuk meluncurkan peswatnya kembali. Dan pada peluncuran yang kedua, ketiga hingga selanjutnya dengan posisi yang berbeda tetap mendarat ke arahku. Ritual menerbangkan pesawat menjadi rutinitas setiap kali tidak ada guru di kelas. Tapi, anehnya kami tidak pernah terlibat pembicaraan berdua karena rasa yang masih sangat malu. Kalau kebetulan kami berpas-pasan di koridor kelas, dengan cekatan kami langsung memalingkan wajah ke arah yang berlawanan. Rasa malu mengenal lawan jenis masih sangat terasa mendalam.
Waktu terus berjalan, dan ujian nasional kian di depan mata. Seperti biasa, sekolah selalu mengadakan try out sebagai ajang latihan siswanya untuk bertempur melawan soal-soal. Pada try out season 2, tanpa disengaja aku dan dia mengenakan kemeja dengan warna yang sama. Karena dia tipe orang yang tidak pernah jaim, maka dengan penug percaya diri dia mengumbar sun jauh di tengah lapang. Alhasil, semua orang yang melihat menjadi tertawa. Ada satu hal yang masih aku ingat. Ketika istirahat selepas try out, dia datang ke kelasku dengan ditemani segerombolan teman-temannya. Di duduk di depan kursiku sambil memberi permen kiss yang bertuliskan “i need you” tapi kta-kata ketika memberinya itu yang gak banget. Mau tau dia berkata apa ketika meberi permen itu kepadaku? Di berkata “ini permen buat amalia, biar mulutnya gak bau”. Dalam hati rasanya empet, seneng, bingung. Karena masih polos mungkin, dan hingga saat ini permen 5 tahun yang lalu masih aku simpan untuk jadi bukti otentik awal kisah ini.
Try out terakhir akhirnya datang juga, sampai dirumah aku langsung tidur siang karena saking penatnya. Jam 5 sore, teman sebangkuku bersama pacarnya dan dia datang kerumahku. Tanpa cuci muka apalagi gosok gigi, aku langsung menemui mereka. Ternyata mereka datang untuk menyatakan maksud tertentu. Dia tanpa basa-basi berkata “mau gak kita kayak mereka” dengan kepala tertunduk. Lalu aku menanyakan maksud yang jelas dari pernyataannya tadi, tapi dia malah menjawab “masa amalia agak ngerti??pasti ngerti atuh.” Mungkin dia memang bukan tipe pujangga yang pintar merangkai kata. Keesokan harinya aku jawab pertanyannya dengan mengiyakan ajakannya untuk menjalin hubungan. Tapi saat itu aku menerimanya karena aku takut dia frustrasi lalu bunuh diri apalagi 3 minggu lagi akan ujian nasional. Ternyata, tidak ada yang berbeda diantara kami setelah aku mengiyakan ajakannnya untuk berpacaran. Kami masih malu-malu untuk mengobrol berdua. Berpas-pasan saja hanya menebar senyum saja. Smsan dan teleponan pun tidak pernah. Karena masing-masing dari kami belum memiliki hp pada saat itu. Acara ngapel pun hanya berlangsung 15 menit dan hanya di teras rumah yang dimulai pukul 16:00 WIB. Suasana seperti ini berlangsung hingga 1 tahun lamanya, sampai kita lulus SMP dan berada di SMA yang berbeda. Namun anehnya, hubungan ini tetap berlangsung. Tidak ada niat untuk memutuskan, mencari atau yang lainnya. Kami hanya beprinsip jalani dulu saja.
Dan semuanya seperti diarahkan olehNYA, kian hari, kian bulan, kian tahun kami merasakan manisnya cinta dihubungan ini. Aku menyadari kalau perlahan-lahan telah tumbuh rasa sayang dan cinta untuknya. Dan aku pun merasakan rasa cinta dan sayang yang tulus dari dirinya dan keluarganya. Aku ingin dia jadi pacar pertama dan pacar terakhir untukku yang akhirnya menjadi suamiku. Selain dengannya aku tidak menjalin hubungan dengan yang lain. Harapanku ditahun 2013 Allah memberi kami jalan untuk mewujudkan mimpi mulia itu. Aamiin.
Tahun 2012, banyak kejadian-kejadian hidup mewarnai langkah-langkah kehidupanku. Dimulai dari urusan cinta, akademik, dan sosial. Aku ingin menceriterakan mengenai perkembangan urusan percintaan saja ya.
Aku sudah menjalin hubungan percintaan dengan seorang pria selama 6 tahun lamanya. Saat ini aku berusia 21 tahun, jadi aku mulai berpacaran dengannya saat berusia 15 tahun. Dia adalah pacar pertamaku sampai detik ini. Begitupun diriku adalah pacar pertama baginya.
Berawal dari permainan pesawat kertas. Jadi, waktu itu kita kelas 3 SMP. Setiap tidak ada guru, kelas menjadi ramai dengan kesibukan yang bervariasi. Dia merupakan sosok sentral dikelas pada waktu itu karena kesupelannya dan keahliannya menciptakan kelas menjadi ramai. Dia menerbangkan pesawat yang dibuat dari kertas dengan mata yang tertutup, jika pesawat tersebut mendarat pada salah satu anak perempuan maka, itu jodohnya. Tak disangka peluncuran pesawat pertama mendarat di mejaku. Dan semuanya bersorak-sorai menggoda. Lalu, karena semuanya hobi menggoda, maka disuruhnya untuk meluncurkan peswatnya kembali. Dan pada peluncuran yang kedua, ketiga hingga selanjutnya dengan posisi yang berbeda tetap mendarat ke arahku. Ritual menerbangkan pesawat menjadi rutinitas setiap kali tidak ada guru di kelas. Tapi, anehnya kami tidak pernah terlibat pembicaraan berdua karena rasa yang masih sangat malu. Kalau kebetulan kami berpas-pasan di koridor kelas, dengan cekatan kami langsung memalingkan wajah ke arah yang berlawanan. Rasa malu mengenal lawan jenis masih sangat terasa mendalam.
Waktu terus berjalan, dan ujian nasional kian di depan mata. Seperti biasa, sekolah selalu mengadakan try out sebagai ajang latihan siswanya untuk bertempur melawan soal-soal. Pada try out season 2, tanpa disengaja aku dan dia mengenakan kemeja dengan warna yang sama. Karena dia tipe orang yang tidak pernah jaim, maka dengan penug percaya diri dia mengumbar sun jauh di tengah lapang. Alhasil, semua orang yang melihat menjadi tertawa. Ada satu hal yang masih aku ingat. Ketika istirahat selepas try out, dia datang ke kelasku dengan ditemani segerombolan teman-temannya. Di duduk di depan kursiku sambil memberi permen kiss yang bertuliskan “i need you” tapi kta-kata ketika memberinya itu yang gak banget. Mau tau dia berkata apa ketika meberi permen itu kepadaku? Di berkata “ini permen buat amalia, biar mulutnya gak bau”. Dalam hati rasanya empet, seneng, bingung. Karena masih polos mungkin, dan hingga saat ini permen 5 tahun yang lalu masih aku simpan untuk jadi bukti otentik awal kisah ini.
Try out terakhir akhirnya datang juga, sampai dirumah aku langsung tidur siang karena saking penatnya. Jam 5 sore, teman sebangkuku bersama pacarnya dan dia datang kerumahku. Tanpa cuci muka apalagi gosok gigi, aku langsung menemui mereka. Ternyata mereka datang untuk menyatakan maksud tertentu. Dia tanpa basa-basi berkata “mau gak kita kayak mereka” dengan kepala tertunduk. Lalu aku menanyakan maksud yang jelas dari pernyataannya tadi, tapi dia malah menjawab “masa amalia agak ngerti??pasti ngerti atuh.” Mungkin dia memang bukan tipe pujangga yang pintar merangkai kata. Keesokan harinya aku jawab pertanyannya dengan mengiyakan ajakannya untuk menjalin hubungan. Tapi saat itu aku menerimanya karena aku takut dia frustrasi lalu bunuh diri apalagi 3 minggu lagi akan ujian nasional. Ternyata, tidak ada yang berbeda diantara kami setelah aku mengiyakan ajakannnya untuk berpacaran. Kami masih malu-malu untuk mengobrol berdua. Berpas-pasan saja hanya menebar senyum saja. Smsan dan teleponan pun tidak pernah. Karena masing-masing dari kami belum memiliki hp pada saat itu. Acara ngapel pun hanya berlangsung 15 menit dan hanya di teras rumah yang dimulai pukul 16:00 WIB. Suasana seperti ini berlangsung hingga 1 tahun lamanya, sampai kita lulus SMP dan berada di SMA yang berbeda. Namun anehnya, hubungan ini tetap berlangsung. Tidak ada niat untuk memutuskan, mencari atau yang lainnya. Kami hanya beprinsip jalani dulu saja.
Dan semuanya seperti diarahkan olehNYA, kian hari, kian bulan, kian tahun kami merasakan manisnya cinta dihubungan ini. Aku menyadari kalau perlahan-lahan telah tumbuh rasa sayang dan cinta untuknya. Dan aku pun merasakan rasa cinta dan sayang yang tulus dari dirinya dan keluarganya. Aku ingin dia jadi pacar pertama dan pacar terakhir untukku yang akhirnya menjadi suamiku. Selain dengannya aku tidak menjalin hubungan dengan yang lain. Harapanku ditahun 2013 Allah memberi kami jalan untuk mewujudkan mimpi mulia itu. Aamiin.
By : Amalia Lestari
Cibiru - Bandung
lucuuu ii ceritanya
ReplyDeletelucuuu
ReplyDeletedidoakann deh
ReplyDeletekisah cinta kita ya syang
ReplyDeletelove u
semoga langgenga yaa
ReplyDelete