Saturday, January 23, 2010

Bergandengan Tangan Bersama MagetanKita.com



Pak Suto kaget bukan kepalang. Warga Panekan itu ditelepon kakak kandungnya yang sekarang menetap di Jakarta. Saudaranya itu bertanya tentang kabar pak lurah yang baru saja menerima penghargaan Kalpataru.

Nyai Dadap yang tinggal di Lembeyan pun juga tak kalah kaget ketika anaknya yang bekerja di Samarinda, Kaltim, menelepon dan bertanya tentang usaha kerajinan bambu antik milik ketua RT yang baru-baru ini menerima order dari Jepang.

Cerita tersebut memang fiksi belaka dan suatu saat pasti menjadi kenyataan. Orang Magetan yang melanglang buana dan meraih sukses di perantauan bisa mengintip kampung halamannya. Dengan semakin canggihnya perkembangan teknologi informasi, semua tidak ada yang tidak mungkin.

MagetanKita.com lahir untuk menjadi jembatan perekat. Baik warga yang tinggal di Magetan maupun orang-orang Magetan yang berada di tanah rantau. Semua akan merasa dekat dan akan saling tahu.

Sepuluh tahun lalu, pernahkah kita membayang bahwa perkembangan teknologi informasi, terutama handphone (HP) dan internet akan sedemikian pesatnya. Tentu membayangkan pun nyaris tidak pernah. Akan tetapi, perlahan tapi pasti, pergeseran zaman telah mengubah semuanya.

Yang bisa dipetik inspirasinya, biarpun kita berada di kota sekecil Magetan ini namun tidak boleh berkecil hati. Akan tapi, tetap bangga serta bisa membusungkan dada dengan kota dan tanah kelahiran yang berada di lereng timur Gunung Lawu. Kita harus sejajar dan berdiri sama tegak dengan mereka-mereka yang tinggal di kota besar.

Untuk itulah, MagetanKita.com ada buat kita semua. Sungguh, bukan pekerjaan ringan guna mewujudkan mimpi ini. Butuh perjalanan dan putaran waktu. Ibaratnya, kami adalah setetes air di tengah belantara gurun kemajuan zaman.

Tapi, tidak ada sesuatu yang mustahil. Hal itu akan terwujud jika semua warga Magetan di belahan bumi manapun saling bertukar kabar dan memberikan inspirasi demi kemajuan kota kita tercinta ini.

Bersama MagetanKita.com, biarlah kita terjaga dari mimpi dan kekagetannya. Bahwa saat Pak Suto ngrasani tetangga, dan tatkala Nyai Dadap batuk pun, saudaranya yang berada di Jakarta dan anaknya yang bekerja di Kalimantan, akan tahu dan beritanya.

Tentu, harus ada optimisme, kerja keras serta pantang mengeluh untuk mewujudkan cita-cita besar ini. Namun, ketika semua orang yang mengenakan baju Magetan bersatu padu dan bergandengan tangan melalui MagetanKita.com, maka ‘’Magetan Kumandang’’ bukan hanya pepesan kosong dan tidak sekadar mimpi di siang bolong. (*)


Artikel Terkait:

0 Comments
Tweets
Komentar FB

0 komentar :

Post a Comment