Malam yang sunyi, berteman dengan tugas penjurnalan..
Dan bayanganmu seketika menyita nyamannya jurnal-jurnal ini menari di atas jemari.
Aku tidak tahu bagaimana dan kapan tepatnya persedian senyummu yang menakjubkan itu mengkredit sebagian hatiku. Aku mengalami kerugian, atas waktu yang ku-diskon-kan untuk memikirkanmu. Ketika jiwaku mulai merindu, dan mendedikasikan diri untuk membagi aktiva bersamamu. Iya, ku piutangakn seluruh hatiku untukmu sejak saat itu. Kini dia milikmu, tanpa perlu kau berikan fakturnya untukku. Aku tidak perlu semacam tanda tak berguna teratas namaku pada hatimu. Aku hanya butuh kau limpahi persediaan ruang hati untuk kudiami.
Ingatkah sejak kapan kita mulai berbagi? Aku lupa. Yang aku tahu tawamu semakin menakjubkan diri ini. Kehadiranmu seolah menjadi penyesuaian terhadap keringnya ladang ku dalam duniawi. Menjadi penyejuk yang tak pernah tertutup dalam akhir jurnal hari. Kamu tahu aku tidak pernah pandai merangkai kata sastrawi, tapi senyummu seolah membeli semua kemampuanku, untuk ku jual kembali dalam bentuk pembukuan puisi dan untukmu terdedikasi. Dirimu, sungguh memfakturkan segala apa yang ada dalam hatiku. Entah kau olah seperti apa barang mentah yang ku sebut hati ini, hingga begitu terasa berbunga layaknya profit bertubi-tubi.
Aku sama sekali tidak berniat untuk menggandakan namamu dalam catatan arus hatiku, tidak sama sekali mencadangkan dirimu dalam jiwaku, tapi apa diri ini bedosa jika aku mencintai dirimu Seperti Akuntansi? Yang begitu rumit namun juga kunikmati. Yang begitu membingungkan namun memenuhi dahaga ketertarikan diri. Menemukanmu layaknya memasukkan akun aktiva dalam jurnalku, mengenalmu seperti menambah jumlah angka Nol di belakangnya setiap waktu, mendekatimu seperti menjurnalkan laba rugi dalam nerca lajur ku, menegangkan. Dan memilikimu, seperti menemukan profit luar biasa di akhir penjumlahan keuntungan laporan keuanganku.
Seperti akuntansi, bagiku dirimu adalah seni. Estetika dalam dirimu adalah rahasia hati. Kecintaan padamu adalah bagian rumit yang luar biasa saat dimengerti. Berkutat denganmu seperti menemukan satu kepuasan yang tidak bisa dijabarkan dengan gampang sekali. Berada dalam dirimu seolah aku menemukan akhir periode atas apa yang selama ini aku cari. Aku mencarimu, mencari cinta dalam seni yang begitu rumit dipahami, namun berakhir pada kecanduan yang sulit sekali berhenti.
Aku hanya mencintaimu, Seperti Akuntansi.
By : Evi Ariskawati
Semarang - Jawa Tengah
Artikel Terkait:
Lomba
- Daftar Pemenang Lomba Menulis
- Sakura: Diantara Derita dan Harakiri…
- Agus 'n The Backboys (Falling in Leave)
- Agus 'n The Backboys (Kerja Part Time)
- Agus 'n The Backboys (Si Manis Jembatan Gantung)
- Life Reward Me Hello
- Hidupku Kekasihku
- Gerilyawan
- Tips Mengatasi Masalah Cinta
- Aldi Cinta Indonesia Kok, Yah
- Pecandu Rokok
- Indonesia 2099
- Antara Malam dan Kawan
- Mami Minta Pulsa ??
- Di Waktu Yang Tepat
- Tentang Kamu dan Sebuah Rindu
- Sekeping Hati
- Tentang Sepotong Hati
- Berjalan ke pasar
- Pada ujung usia
- Daun diatas bantal
- Menanti Cahaya Pagi
- My Neighbor
- Tepi Romantisme
Cerita Menarik
- Daftar Pemenang Lomba Menulis
- Sakura: Diantara Derita dan Harakiri…
- Agus 'n The Backboys (Falling in Leave)
- Agus 'n The Backboys (Kerja Part Time)
- Agus 'n The Backboys (Si Manis Jembatan Gantung)
- Aldi Cinta Indonesia Kok, Yah
- Pecandu Rokok
- Mami Minta Pulsa ??
- Di Waktu Yang Tepat
- My Neighbor
- Tepi Romantisme
- Jelajah Toba, Samosir, Desa Janjimarapot dan segala kebaikan khas Batak
- Aku Juga Wanita
- I Luph U... Emak
- Epilog Doa III
- Paintball Made In Bagas
- Masih Ada Harapan Untuk Disa
- Es Rosella Untuk Kiara
- Kembalikan Mereka
- Gadget and Love
- Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
- Merindukan Izrail
- Sipit
- Komikmu dalam Komikku