Kalau ditanya soal kenangan, kenangan apa yang paling sulit di lupakan ? momen-momen apa saja yang ingin kalian ulangi lagi ?
Kalau ada yang bertanya padaku “momen apa yang ingin kau ulangi ?”
Dengan lantang dan keyakinan penuh aku akan menjawab “Berikan aku kembali waktu-waktuku semasa SMA”.
Kenapa ketika SMA ? karena di saat itulah aku menemukan apa-apa yang belum pernah aku temukan. Di saat itulah aku mendapat orang-orang yang menjadi bagian penting di dalam hidupku kini. Di saat itulah aku belajar bagaimana menyikapi sebuah masalah yang menghampiri.
Baiklah, kita mulai ceritanya...
Ternyata mencari seorang sahabat itu tidak semudah mencari 100 teman. Pernah merasakan di tusuk sahabat dari belakang? Ya, aku pernah.
Aku tidak lagi bertegur sapa dengan sahabatku setelah naik ke kelas 2 SMA, aku juga lupa awal mulanya tapi yang aku ingat adalah semua hal yang dia lakukan yang tidak bisa ditolerir lagi. Kebohongan, penghinaan, serta pengkhianatan. Semua menjadi satu paket di dalam dirinya.
Oke lupakan tentang (mantan) sahabatku yang satu itu.
Setelah naik ke kelas 2, aku bertemu dengan beberapa orang yang kebetulan sudah aku kenal ketika SMP dan beberapa orang baru. Salah satunya bernama Regina, yang baru aku kenal di SMA itu. dulu waktu kelas 1, aku hanya kenal dengan namanya dan jujur aku nggak suka dengan dia, dengan gayanya dan dengan suaranya yang melengking. Dulu aku menyangka kalau dia perempuan ‘nakal’ dan suka gonta-ganti cowok, tapi kalian tidak akan percaya sama seperti aku begitu aku mengenalnya ketika kami satu kelas di kelas 2 IPA 1. Aku jadi dekat dengan dia, juga dengan orang-orang yang sekarang menjadi sahabatku.
Dan aku baru tahu, kalau ternyata Regina itu baru 1 KALI PACARAN. Astaga, dan mulai dari situ aku berprinsip ‘don’t judge people from its cover’!
Dan ketika dekat dengan mereka lah hidupku berubah. Seiring berjalannya waktu, kedekatan kami yang terdiri dari 5 orang semakin erat. Kami yang terdiri 4 cewek dan 1 cowok sampai dijulukin The Kepompong, kalian tahu kan film kempompong yang dulu itu ? nah bisa di bilang seperti itulah keadaan kami saat itu. tapi kami lebih suka menamkan kebersamaan kamu HCC (Happy Crazy Cry).
Sesuai namanya, kami melewati berbagai hal bersama. Bersenang-senang, gila-gilaan, dan menangis bersama. Ah, kalau aku ingat momen-momen itu, pasti aku bakalan nangis.
Tapi tidak ada hubungan yang mulus-mulus aja. Tidak jarang kami bertengkar hebat sampai nggak teguran. Entah karena hal sepele atau mungkin masalah yang agak besar. Tapi kami berhasil melewatinya dan kembali bersama. Di dalam hidupku, aku baru menemukan orang-orang seperti mereka. Mereka gila, beda, dan unik. Sungguh, saat aku mengetik tulisan ini aku benar-benar merindukan mereka, merindukan saat-saat kami bersama yang melakukan hal-hal ‘out of the box’.
Ada satu momen yang aku ingat waktu kelas 3 SMA, waktu itu selesai pelajaran olahraga sebenarnya masih adalah pelajaran Matematika lagi sebelum istirahat. Tapi karena kami, anak-anak yang ‘baru nakal’ coba-coba untuk tidak masuk pelajaran itu. dan sampai akhirnya kami di cari si guru mata pelajaran, dan tanpa pikir panjang kami masuk ke dalam satu toilet kencil nan pengap di tambah bau-bau tajam yang menyucuk hidung. Tapi anehnya kami menikmati saat itu, dan dengan bangganya tertawa-tawa di dalam toilet tersebut dan baru setelah istirahat kami di haruskan untuk menghadap guru matematika tadi karena tas kami di sita. Hahaaa.. unforgettable!
Tapi aku yakin kalian juga punya cerita sendiri ketika SMA, bukan? Aku ingin tahu bagaimana cerita SMA kalian. Mind to Share hal-hal gila yang kalian lakukan bareng sahabat kalian ?
Eits, tunggu dulu ceritaku nggak sampai di sini. Masih ada sedikit lagi yang harus kalian tahu bagaimana kami setelah lulus SMA dan dimana kami sekarang (walaupun aku nggak yakin sih kalian mau tahu), tapi luangkan waktu sedikit lagi untuk membaca kelanjutannya.
Here we go...
Dan semua itu berakhir ketika kami lulus SMA. Semuanya berubah drastis bagiku ketika kami berpisah. Aku memutuskan kuliah di medan, dan mereka memilih Jogja, Salatiga dan tetap di Pontianak. Selama berbulan-bulan aku kesepian, karena aku pada dasarnya orang yang pendiam dan sulit bergaul jadi setahun pertama agak sulit bagiku untuk beradptasi dengan lingkungan baru, even di kampus baru ku. Nggak jarang aku nangis pengin banget ketemu mereka, pengin banget ngulang waktu-waktu bersama mereka. Dan apa kalian percaya kalau aku katakan “Tawaku sudah Berakhir” ? benar, tawaku sudah berakhir. Aku tidak menemukan kesenangan yang sama seperti dulu. Aku tidak menemukan teman yang benar-benar cocok dengan ku seperti sahabat-sahabatku. Dulu, bisa di bilang setiap hari aku habiskan sama mereka, tertawa bersama sampai sakit perut kalau kata orang “kayak nggak ada lagi kolor yang koyak” kalau ngeliat kami tertawa.
Hidupku benar-benar berubah 180 derajat. Tidak ada lagi hari dimana aku tertawa sepuasnya, sampai-sampai kau bisa menghitung sendiri berapa kali aku tertawa lepas dalam 1 bulan. Dan hal tersebut berkelanjutan sampai 2 tahun berlalu, aku sama sekali nggak ketemu sama mereka selama 2 tahun. Tapi dengan adanya skype bisa sedikit mengobati kerinduanku sama mereka. Dan aku berharap dalam waktu yang tidak lama lagi, kami akan kembali bersama mewujudkan mimpi kami yang tertunda.
Dear Regina, Laxmi, Melly, Sonya, dan Aqmal terima kasih sudah menjadi bagian dalam hidupku. Terima kasih udah bikin momen SMA ku nggak terlupakan.
Nanti kalau kita ketemu lagi, kita pasti udah jadi orang yang sukses dan impian kita untuk punya cafe dan fashion outlet bareng bisa terwujud ya :’).
Kalau ada yang bertanya padaku “momen apa yang ingin kau ulangi ?”
Dengan lantang dan keyakinan penuh aku akan menjawab “Berikan aku kembali waktu-waktuku semasa SMA”.
Kenapa ketika SMA ? karena di saat itulah aku menemukan apa-apa yang belum pernah aku temukan. Di saat itulah aku mendapat orang-orang yang menjadi bagian penting di dalam hidupku kini. Di saat itulah aku belajar bagaimana menyikapi sebuah masalah yang menghampiri.
Baiklah, kita mulai ceritanya...
Ternyata mencari seorang sahabat itu tidak semudah mencari 100 teman. Pernah merasakan di tusuk sahabat dari belakang? Ya, aku pernah.
Aku tidak lagi bertegur sapa dengan sahabatku setelah naik ke kelas 2 SMA, aku juga lupa awal mulanya tapi yang aku ingat adalah semua hal yang dia lakukan yang tidak bisa ditolerir lagi. Kebohongan, penghinaan, serta pengkhianatan. Semua menjadi satu paket di dalam dirinya.
Oke lupakan tentang (mantan) sahabatku yang satu itu.
Setelah naik ke kelas 2, aku bertemu dengan beberapa orang yang kebetulan sudah aku kenal ketika SMP dan beberapa orang baru. Salah satunya bernama Regina, yang baru aku kenal di SMA itu. dulu waktu kelas 1, aku hanya kenal dengan namanya dan jujur aku nggak suka dengan dia, dengan gayanya dan dengan suaranya yang melengking. Dulu aku menyangka kalau dia perempuan ‘nakal’ dan suka gonta-ganti cowok, tapi kalian tidak akan percaya sama seperti aku begitu aku mengenalnya ketika kami satu kelas di kelas 2 IPA 1. Aku jadi dekat dengan dia, juga dengan orang-orang yang sekarang menjadi sahabatku.
Dan aku baru tahu, kalau ternyata Regina itu baru 1 KALI PACARAN. Astaga, dan mulai dari situ aku berprinsip ‘don’t judge people from its cover’!
Dan ketika dekat dengan mereka lah hidupku berubah. Seiring berjalannya waktu, kedekatan kami yang terdiri dari 5 orang semakin erat. Kami yang terdiri 4 cewek dan 1 cowok sampai dijulukin The Kepompong, kalian tahu kan film kempompong yang dulu itu ? nah bisa di bilang seperti itulah keadaan kami saat itu. tapi kami lebih suka menamkan kebersamaan kamu HCC (Happy Crazy Cry).
Sesuai namanya, kami melewati berbagai hal bersama. Bersenang-senang, gila-gilaan, dan menangis bersama. Ah, kalau aku ingat momen-momen itu, pasti aku bakalan nangis.
Tapi tidak ada hubungan yang mulus-mulus aja. Tidak jarang kami bertengkar hebat sampai nggak teguran. Entah karena hal sepele atau mungkin masalah yang agak besar. Tapi kami berhasil melewatinya dan kembali bersama. Di dalam hidupku, aku baru menemukan orang-orang seperti mereka. Mereka gila, beda, dan unik. Sungguh, saat aku mengetik tulisan ini aku benar-benar merindukan mereka, merindukan saat-saat kami bersama yang melakukan hal-hal ‘out of the box’.
Ada satu momen yang aku ingat waktu kelas 3 SMA, waktu itu selesai pelajaran olahraga sebenarnya masih adalah pelajaran Matematika lagi sebelum istirahat. Tapi karena kami, anak-anak yang ‘baru nakal’ coba-coba untuk tidak masuk pelajaran itu. dan sampai akhirnya kami di cari si guru mata pelajaran, dan tanpa pikir panjang kami masuk ke dalam satu toilet kencil nan pengap di tambah bau-bau tajam yang menyucuk hidung. Tapi anehnya kami menikmati saat itu, dan dengan bangganya tertawa-tawa di dalam toilet tersebut dan baru setelah istirahat kami di haruskan untuk menghadap guru matematika tadi karena tas kami di sita. Hahaaa.. unforgettable!
Tapi aku yakin kalian juga punya cerita sendiri ketika SMA, bukan? Aku ingin tahu bagaimana cerita SMA kalian. Mind to Share hal-hal gila yang kalian lakukan bareng sahabat kalian ?
Eits, tunggu dulu ceritaku nggak sampai di sini. Masih ada sedikit lagi yang harus kalian tahu bagaimana kami setelah lulus SMA dan dimana kami sekarang (walaupun aku nggak yakin sih kalian mau tahu), tapi luangkan waktu sedikit lagi untuk membaca kelanjutannya.
Here we go...
Dan semua itu berakhir ketika kami lulus SMA. Semuanya berubah drastis bagiku ketika kami berpisah. Aku memutuskan kuliah di medan, dan mereka memilih Jogja, Salatiga dan tetap di Pontianak. Selama berbulan-bulan aku kesepian, karena aku pada dasarnya orang yang pendiam dan sulit bergaul jadi setahun pertama agak sulit bagiku untuk beradptasi dengan lingkungan baru, even di kampus baru ku. Nggak jarang aku nangis pengin banget ketemu mereka, pengin banget ngulang waktu-waktu bersama mereka. Dan apa kalian percaya kalau aku katakan “Tawaku sudah Berakhir” ? benar, tawaku sudah berakhir. Aku tidak menemukan kesenangan yang sama seperti dulu. Aku tidak menemukan teman yang benar-benar cocok dengan ku seperti sahabat-sahabatku. Dulu, bisa di bilang setiap hari aku habiskan sama mereka, tertawa bersama sampai sakit perut kalau kata orang “kayak nggak ada lagi kolor yang koyak” kalau ngeliat kami tertawa.
Hidupku benar-benar berubah 180 derajat. Tidak ada lagi hari dimana aku tertawa sepuasnya, sampai-sampai kau bisa menghitung sendiri berapa kali aku tertawa lepas dalam 1 bulan. Dan hal tersebut berkelanjutan sampai 2 tahun berlalu, aku sama sekali nggak ketemu sama mereka selama 2 tahun. Tapi dengan adanya skype bisa sedikit mengobati kerinduanku sama mereka. Dan aku berharap dalam waktu yang tidak lama lagi, kami akan kembali bersama mewujudkan mimpi kami yang tertunda.
Dear Regina, Laxmi, Melly, Sonya, dan Aqmal terima kasih sudah menjadi bagian dalam hidupku. Terima kasih udah bikin momen SMA ku nggak terlupakan.
Nanti kalau kita ketemu lagi, kita pasti udah jadi orang yang sukses dan impian kita untuk punya cafe dan fashion outlet bareng bisa terwujud ya :’).
By : Connie Aritonang
Helvetia - Medan
Artikel Terkait:
Cerita Menarik
- Daftar Pemenang Lomba Menulis
- Sakura: Diantara Derita dan Harakiri…
- Agus 'n The Backboys (Falling in Leave)
- Agus 'n The Backboys (Kerja Part Time)
- Agus 'n The Backboys (Si Manis Jembatan Gantung)
- Seperti Akuntansi
- Aldi Cinta Indonesia Kok, Yah
- Pecandu Rokok
- Mami Minta Pulsa ??
- Di Waktu Yang Tepat
- My Neighbor
- Tepi Romantisme
- Jelajah Toba, Samosir, Desa Janjimarapot dan segala kebaikan khas Batak
- Aku Juga Wanita
- I Luph U... Emak
- Epilog Doa III
- Paintball Made In Bagas
- Masih Ada Harapan Untuk Disa
- Es Rosella Untuk Kiara
- Gadget and Love
- Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
- Merindukan Izrail
- Sipit
- Komikmu dalam Komikku
Lomba
- Daftar Pemenang Lomba Menulis
- Sakura: Diantara Derita dan Harakiri…
- Agus 'n The Backboys (Falling in Leave)
- Agus 'n The Backboys (Kerja Part Time)
- Agus 'n The Backboys (Si Manis Jembatan Gantung)
- Life Reward Me Hello
- Seperti Akuntansi
- Hidupku Kekasihku
- Gerilyawan
- Tips Mengatasi Masalah Cinta
- Aldi Cinta Indonesia Kok, Yah
- Pecandu Rokok
- Indonesia 2099
- Antara Malam dan Kawan
- Mami Minta Pulsa ??
- Di Waktu Yang Tepat
- Tentang Kamu dan Sebuah Rindu
- Sekeping Hati
- Tentang Sepotong Hati
- Berjalan ke pasar
- Pada ujung usia
- Daun diatas bantal
- Menanti Cahaya Pagi
- My Neighbor
- Tepi Romantisme