Friday, January 25, 2013

Epilog Doa III



Bagai mana harus menjelaskan pada mereka,bahwa aku seorang laki-laki?,
Sementara kau telah menuliskan dalam Buku Suci..
(aku harus menahan diri)

Bagaimana menjelaskan pada mereka,bahwa aku adalah pecinta?,
sedangkan untuk tersenyumpun adalah dosa,sekalipun untuk keterancaman kewanitaannya.

Bagaimana harus aku utarakan pada mereka,bahwa aku manusia?,
Sementara Kau takdirkan Nafsu disetiap nafas mereka.

Bagaimana menceritakan pada mereka,betapa sulitnya hidup menahan airmata?,
Sedangkan Kau ciptakan kesedihan dan kekhawatiran.

Mereka adalah perempuan yang Kau ciptakan aneka rupa.
Mereka adalah wanita yang Kau hidupkan menyemat angkara.
Mereka adalah wanita yang membuka rongga udara di baju dan celananya.
Mereka adalah wanita yang berkamuflase dengan jilbabnya.

Mereka ada di jalan,
Di remang lampu-lampu kota.
Mereka ada di tiap pandangan mata.
Di hadapan kaumku yang durjana.
Mereka ada disini-di hatiku,
Yang harusnya jadi tempat mengeja Nama-Mu.

Mereka akan terus selalu ada..
Di segala waktu,tanpa pernah merasa Kau ada.

Bagaimana menjelaskan pada mereka,
Betapa tak ada kata untuk memungkiri Firman_Mu?

Bagaimana menjelaskan pada mereka,bahwa kau akan menghukumku jika merangkul kesedihan mereka?

Bagaimana Tuhan..
Mereka bisa merasa hangat dengan nama-Mu,tanpa pelukan?

Bagaimana mereka bisa menjaga sejengkal indah karunia di tubuhnya?

Bagaimana Tuhan…?
Aku hanya seorang laki-laki yang tak kuasa merubah angkara.

Bagaimana Tuhan,
Aku temukan cara tak berdosa,untuk bisa mengajak mereka ke surga?

By : Yildi Razie Indra Purnama
Asrama Politeknik Negeri Lhokseumawe - lhokseumawe




Artikel Terkait:

1 Comments
Tweets
Komentar FB

1 komentar :